Mendag 'Rayu' Masyarakat Konsumsi Daging Beku


Jakarta, Berita Indonesia -- Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengimbau masyarakat untuk tak khawatir mengonsumsi daging beku sebagai alternatif mahalnya harga daging segar.

"Daging beku pada dasarnya lebih sehat, tidak ada hotel restoran yang di negara-negara maju yang memasak daging lokal. Daging beku itu bakterinya sudah mati dulu, itu yang perlu kami tekankan," ujar Enggar saat melakukan sidak ke Pasar Andir Kota Bandung, Sabtu (5/5), seperti dikutip dari Antara.

Enggar mengaku, masih banyak masyarakat yang enggan mengonsumsi daging beku, karena dianggap tidak higienis. Ia pun membantah anggapan tersebut. 

"Lebih higienis juga dan kami akan menyiapkan menjual itu (daging beku)," kata dia.

Meski begitu, ia mengaku tak memaksa masyarakat mengonsumsi daging beku. Namun, pemerintah harus memastikan ketersediaan daging yang terjangkau dengan harga Rp80 ribu per kg. 

"Kami tidak memaksakan daging importnya, tapi pada dasarnya rakyat harus diberikan pilihan, boleh saja mau daging segar. Tapi daging yang terjangkau Rp80 ribu harus tersedia," kata dia.

Dalam sidak bersama Satgas Pangan Provinsi Jawa Barat, Mendag juga meninjau harga beberapa kebutuhan pokok lain di Pasar Andir. Berdasarkan pemantauannya harga komoditas pangan masih relatif stabil.

"Daging ayam dan telur secara umum tidak ada masalah. Kami lihat bawang putih di bawah Rp25 ribu. Cabai, dan bawang merah juga terkendali," kata dia.

Dari segi stok, komoditas pangan seperti telur, daging ayam, gula, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih juga dapat dikatakan aman hingga Ramadan.

Kenaikan harga justru terjadi pada cabai. Kendati masih ada kenaikan harga, namun ia menjamin tak akan melonjak lebih tinggi, mengingat cabai tidak bisa bertahan lama.

"Memang cabai naik turun, tapi itu juga tidak akan melonjak jauh karena itu tidak kuat lama. Jadi tidak ada spekulan yang mampu menahan," kata dia.

Harga Beras

Dalam kesempatan yang sama, Enggar juga meminta seluruh pedagang di pasar tradisional untuk menjual beras medium sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yakni sebesar Rp9.540/kg. Saat ini, stok beras masih mencukupi kebutuhan baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat melalui Bulog.

"Jadi sekali lagi pedagang beras di pasar tradisional wajib menyediakan dan menjual beras medium dengan HET," ungkap dia. 

Meski begitu, pemerintah tetap akan menggelontorkan stok cadangan baik lokal maupun impor untuk memantapkan stabilitas harga hingga lebaran.

Selain itu, kata dia, Bulog juga siap menggelar operasi pasar apabila harga beras sewaktu-waktu melonjak dengan tajam. Sebagai bentuk antisipasi dini, Satgas Pangan daerah,akan terus memantau harga di setiap pasar.

Langkah persuasif akan dilakukan jika tim menemukan pedagang yang menjual harga kebutuhan pokok tidak sesuai dengan ketentuan pemerintah.


"Seperti tadi, ada yang jual beras premium Rp13.000 per kg, langsung sama bu Dirjen diturunkan jadi Rp12.800. Tapi pedagang juga bilang masih bisa ditawar," kata dia.

Ia pun mengingatkan para pedagang tidak bermain harga karena Satgas Pqngan yang terdiri atas kepolisian, Dinas Perdagangan, Ketahanan Pangan, dan Bulog daerah siap menindak tegas.

Share on Google Plus

About BERITA INDONESIA

0 komentar:

Posting Komentar