Jakarta, Berita Indonesia -- Facebook menggunakan foto-foto yang diunggah pengguna Instagram untuk melatih algoritma kecerdasan buatan milik mereka. Mesin tersebut hadir untuk memahami obyek di gambar yang diunggah pengguna di platform sosial medianya.
Pelatihan kecerdasan buatan tersebut diumumkan di konferensi pengembang tahunan Facebook, F8, kemarin (2/5) di San Jose, California, AS. Sebanyak 3,5 juta foto dari Instagram menjadi obyek pembelajaran mesin tersebut.
CTO Facebook, Mike Schroepfer menjelaskan bahwa salah satu tantangan untuk meningkatkan akurasi komputer mengenali obyek adalah kurangnya foto yang dilabeli dengan benar.
Untuk mengenali sebuah apel dalam gambar, tentu saja komputer harus berulang kali diberitahu berbagai bentuk di gambar apel yang dilabeli manusia. Namun, tak cukup gambar apel untuk diperlihatkan pada AI tersebut di Facebook.
Oleh karena itu, mereka memanfaatkan foto-foto di Instagram yang memang merupakan platform berbagi foto dan gambar. Sayangnya, foto di Instagram terkadang juga mengandung "noise".
Kepala visi komputer terapan Facebook Manohar Paluri menjelaskan bahwa "noise"-nya adalah penggunaan hashtag sebagai label yang tidak mendeskripsikan obyek di gambar dengan benar.
Hal ini tentu sangat mudah ditemukan di lini masa Instagram pengguna Indonesia yang kadang kala menggunakan hashtag populer untuk menarik massa untuk menjajakan dagangan di Instagram.
"Noise ini ada di mana-mana" kata Paluri pada Fortune.
Paluri melanjutkan bahwa setelah komputer mampu menganalisis miliaran foto itu, Facebook akan mencocokkan hasil gambar menggunakan basis data linguistik populer untuk bahasa Inggris yang disebut WordNet.
Peneliti proyek ini mengatakan bahwa dengan menggunakan WordNet, perusahaan dapat mengelompokkan hashtag umum satu sama lain untuk mengurangi noise. Dia juga mengaitkan hashtag yang memiliki makna sama, misalnya "beruang cokelat" yang dikaitkan dengan hashtag nama ilmiahnya "ursus arctos arctos".
Dengan begitu, Paluri mengatakan Facebook akan mampu mengenali obyek dengan sangat spesifik. Bahkan jika obyek itu adalah binatang, maka mereka bisa mengetahui spesiesnya.
Seluruh proyek AI membutuhkan waktu pengerjaan selama 22 hari dan kekuatan 330 unit pemrosesan grafis (GPU) yang cocok menjalankan tugas-tugas pembelajaran mendalam semacam ini.
Paluri mengatakan bahwa dengan kemampuan yang ditingkatkan untuk memahami gambar, Facebook akan dapat membuat deskripsi audio foto yang lebih akurat untuk pengguna tunanetra.
Lihat Juga : Masih Kalah dari Microsoft, Google Rombak Gmail
Sementara itu, Schroepfer mengatakan bahwa peningkatan pengenalan gambar AI yang baru sudah diproses untuk menjadi berbagai produk Facebook.
"Sejujurnya ini baru permulaan. Kami mulai belajar dari data ini," tutup Paluri. (age)
0 komentar:
Posting Komentar