Jakarta, Berita Indonesia -- Angkatan Udara China mendaratkan sejumlah pesawat pengebomnya ke beberapa pulau di Laut China Selatan. Aktivitas ini merupakan salah satu bagian dari latihan militer Beijing di perairan sengketa itu.
"Satu divisi dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) baru-baru ini mengadakan latihan lepas landas dan mendarat sejumlah pesawat pengebom seperti H-6K di pulau-pulau dan terumbu karang di Laut China Selatan," bunyi pernyataan militer China, Jumat (18/5).
"Latihan itu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan militer China mencapai seluruh wilayah, menyerang kapan saja dan ke mana saja."
Militer China menyebut latihan pesawat yang bisa membawa bom nuklir tersebut dilakukan sebagai persiapan menghadapi "pertempuran Laut China Selatan dan Pasifik Barat".
Lewat akun mikroblog Weibo PLAAF, Beijing menyatakan para pilot H-6K melakukan latihan serangan terhadap sejumlah sasaran di perairan. Mereka juga melakukan latihan pendaratan dan lepas landas di pulau-pulau kecil di wilayah itu.
China menegaskan latihan militer tersebut bersifat bertahan. Beijing juga menekankan angkatan bersenjatanya dapat melakukan apa saja yang diinginkannya di wilayah sendiri.
AS mengecam latihan militer itu sebagai upaya China menegaskan klaimnya atas perairan yang kaya akan sumber daya mineral. Klaim Beijing dipersoalkan karena tumpang tindih dengan sejumlah negara lain seperti Taiwan, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia.
"Amerika tetap berkomitmen untuk kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," ucap juru bicara Pentagon, Letnan Kolonel Christopher Logan kepada Reuters.
"Kami telah mendapat laporan yang sama dan militerisasi China di perairan Laut China Selatan yang disengketakan hanya memicu ketegangan di kawasan tersebut."
Sementara itu, sejumlah anggota kongres Filipina menganggap militerisasi berkelanjutan China merupakan bentuk kelalaian pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte.
Senator Risa Hontiveros mendesak pemerintah tak lagi "tunduk" pada China terkait masalah Laut China Selatan.
"Dengan menempatkan negara kami dalam jarak yang sangat dekat dengan pesawat pengebom nuklir, China telah mengancam kami dengan perang nuklir di Laut Filipina Barat," kata Hontiveros melalui sebuah pernyataan.
Seorang anggota Kongres, Gary Alejano menilai isu militerisasi China di Laut China Selatan adalah "keprihatinan global".
"Dengan keheningan pemerintah dalam merespons China, bangsa Filipina kini berada dalam bahaya besar, bukan hanya negara kami tapi juga negara tetangga," ujar Alejano.
Hingga kini belum jelas apakah Presiden Rodrigo Duterte telah mengetahui berita soal latihan militer China tersebut.
Lihat Juga : Hawaii Hadapi Lava Baru Kilauea yang Lebih Besar
Namun, selama ini Duterte membela posisinya untuk tidak berkonflik dengan China. Berbeda dengan pemerintahan sebelumnya, Duterte malah menegaskan kembali keinginannya untuk melakukan eksplorasi dan pengembangan bersama China di Laut China Selatan.
"Kalian tahu tidak mereka [China] memiliki pesawat-pesawat militer, yang ditempatkan di kepulauan Spratly? Dan dengan pesawat hipersonik mereka, China dapat mencapai Manila hanya dalam waktu 7-10 menit saja. Jika kita berperang dengan mereka, Filipina akan berakhir seperti apa?" kata Duterte (aal) ANGKA SAKRAL
0 komentar:
Posting Komentar