Jakarta, Berita Indonesia -- Setidaknya 18 orang tewas akibat gempa 6,7 skala Richter yang mengguncang wilayah pegununan Southern Highlands, Papua Nugini, pada Rabu (7/3) dini hari.
"Saya baru saja menerima laporan bahwa bahwa 18 orang tewas semalam," ujar seorang pejabt Provinsi Hela, William Bando, kepada AFP.
Bando mengatakan bahwa guncangan itu terjadi tepat setelah pergantian hari di sekitar 31 kilometer di barat daya desa yang juga dihantam gempa berkekuatan 7,5 skala Richter pada Senin lalu.
Guncangan pada Rabu ini adalah gempa susulan terbesar di daerah kaya sumber daya yang terletak 600 kilometer dari Port Moresby tersebut. Gempa susulan ini pun mempersulit akses bantuan bagi 150 ribu orang di sekitar daerah itu.
"Sepertinya Hides yang terkena dampak paling kuat. Kami belum mendapat informasi mengenai potensi korban di sana, tapi di sana ada banyak warga," ucap Bando.
Sebelumnya, media lokal melaporkan bahwa total korban jiwa dari gempa pada Senin meningkat menjadi 75, tapi pemerintah menyebut 55 orang.
Juru bicara Pusat Bencana Nasional Papua Nugini akhirnya mengonfirmasi bahwa otoritas belum melakukan finalisasi laporan korban.
Sementara itu, James Komengi, perwakilan dari Gereja Persekutuan di provinsi Hela, mengatakan bahwa perhitungan pihaknya sendiri sudah menunjukkan total korban tewas mencapai 67.
"Ibu dan anak juga trauma, bahkan anak saya sendiri tidak mau tidur di rumah. Setiap gerakan membuatnya takut," tutur Komengi.
Tak hanya itu, kekhawatiran kekurangan air bersih juga mulai melanda karena longsor membuat lumpur mencemari sumber air.
Di tengah kesulitan itu, bantuan kemanusiaan sulit masuk ke daerah pegunungan karena banyak jalan rusak akibat gempa. Palang Merah khawatir kondisi akan semakin parah jika hujan lebat kembali mengguyur.
Merujuk pada laporan awal Palang Merah, setidaknya 143 ribu orang terkena dampak gempa ini, dengan 500 di antaranya terluka dan 17 ribu lainnya harus mengungsi.
0 komentar:
Posting Komentar