Cuma 4,3 Persen dari 35 Ribu MW Pembangkit yang Beroperasi


Jakarta, Berita Indonesia -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mencatat 4,3 persen atau 1.504 mega watt (MW) dari mega proyek kelistrikan 35 ribu MW telah beroperasi hingga pertengahan Maret.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat I Made Suprateka megatakan sebagian besar proyek pembangkit 35 ribu MW masih berada pada tahapan konstruksi, yaitu sekitar 16.994 MW atau 48 persen dari total proyek.

Sementara, proyek yang telah masuk tahapan kontrak telah mencapai 35 persen atau setara dengan 12.693 MW. Sisanya tahapan pengadaan 10 persen atau 3.414 MW, serta tahapan perencanaan hanya menyisakan 3 persen saja.

"Dari data di atas terlihat bahwa kemajuan kontrak dan konstruksi melejit dengan angka yang cukup signifikan, dimana sebagian besar merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memang membutuhkan waktu konstruksi kurang lebih 3 sampai 5 tahun," ujar Made dalam keterangan resmi, Kamis (22/3).

Selain proyek pembangkit, lanjutnya, program 35 ribu MW juga membangun jaringan transmisi dan Gardu Induk (GI) yang tidak kalah pentingnya dari pembangkit, agar listrik yang dibangun juga dapat sampai ke pelanggan.

Hingga akhir Februari 2018, sebanyak 9.617 kilometer sirkit (kms) jaringan transmisi telah beroperasi. Sisanya 20.620 kms sedang dalam tahap konstruksi dan 16.553 dalam tahap pra konstruksi.

Untuk Gardu Induk (GI), perseroan telah mengoperasikan 37.628 Mega Volt Ampere (MVA). Kemudian, 38.289 MVA masih dalam tahap konstruksi dan 33.542 dalam tahap pra konstruksi.

"Capaian transmisi yang operasi mencapai 21 persen dari total 46 ribu kilometer yang harus dibangun dan 44 persen dalam tahap pengerjaan. Ini menggembirakan karena begitu pembangkit siap operasi, transmisi sudah siap terlebih dahulu," terang dia.

Program 35.000 MW yang dikerjakan pemerintah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menopang dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi secara nasional, seperti mendorong munculnya pusat-pusat industri baru.

Dari sisi perseroan, program 35 ribu MW lebih utamanya untuk mengatasi masalah kekurangan pasokan daya di daerah-daerah yang statusnya defisit listrik. Dengan penambahan daya dari pembangkit baru, maka akan membuat pasokan listrik lebih handal dengan cadangan daya yang cukup.

Pada 2015 lalu, defisit listrik masih terjadi di beberapa daerah-daerah yang listriknya kurang. Kini, klaim Made, kekurangan pasokan listrik bagi daerah yang defisit sudah tidak terjadi. Bahkan, ada daerah yang surplus listrik.

"Lebih dari itu, program 35 ribu MW ini adalah untuk pemerataan pemenuhan listrik untuk seluruh warga negara Indonesia sehingga mampu menaikan angka rasion elektrifikasi nasional mencapai 97 persen di 2019," pungkasnya.
Share on Google Plus

About BERITA INDONESIA

0 komentar:

Posting Komentar